Minggu, 03 April 2016

KESPRO SAAT BENCANA 'BANJIR’



Kasus
Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan meluapnya Krueng Samalangga sehingga banjir setinggi satu meter,melanda hampir semua kecamatan di Kabupaten Bireuen. Pada 9-11 Februari 2016, tercatat 239 desa di 17 kecamatan yang terlanda banjir. Total 24.305 KK/124.293 Jiwa terdampak, sebanyak 817 rumah rusak di Kecamatan Matangkuli, 285 unit rumah terendam di Kecamatan Tanah Luas dan 68 unit rumah terendam di Kecamatan Paya Bakong.

Kabupaten Pidie pada tanggal 30 Januari 2016, dengan total pengungsi 6.051 jiwa 1.493 KK. Di Kabupaten Pidie banjir menelan dua korban meninggal dunia yakni Gufron Aziz (5), warga Desa Bluek Ulei Birah,Kecamatan Indra Jaya dan Ratnawati (13), warga Desa Mee, Kecamatan Batee.
Penanganan
Saat Banjir
  • Evakuasi keluarga ke tempat yang lebih tinggi
  • Matikan peralatan listrik/ sumber listrik
  • Amankan barang-barang berharga dan dokumen penting ke tempat yang aman.
  • Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum
  • Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
  • Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
  • Menggunakan air bersih dengan efisien.
Sesudah Banjir
v  Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
v  Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
v  Terlibat dalam kaporitisasi sumur.
v  Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
v  Untuk menanggulangi penyakit Diare, Prof. Tjandra menyarankan agar masyarakat tetap waspada dengan membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang air besar; merebus air minum hingga mendidih; menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal; dan segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila ada gejala Diare.
v  Selain Diare, penyakit Demam Berdarah juga menjadi salah satu penyakit yang patut diwaspadai pada saat musim hujan, karena akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti. Sering kali pada musim hujan akan banyak genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang biaknya nyamuk tersebut.
v  Untuk itu diharapkan masyarakat agar berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M  yaitu, mengubur kaleng-kaleng bekas; menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat. Masyarakat juga dianjurkan untuk segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan apabila ada anggota keluargannya yang sakit dengan gejala  panas tinggi yang tidak jelas sebabnya, disertai adanya tanda-tanda perdarahan.
v  Penyakit ketiga yang menjadi catatan untuk diwaspadai masyarakat adalah Leptospirosis. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira dan ditularkan melalui hewan.
v  Di Indonesia hewan yang dapat menularkan penyakit tersebut adalah tikus, melalui kotoran air kencingnya. Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.
v  Langka-langkah untuk mengantisipasi penyakit Leptospirosis adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan hindari bermain air pada saat banjir, terutama pada saat luka; Gunakan pelindung misalnya sepatu bila ke daerah banjir; dan Segera berobat ke sarana kesehatan apabila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala disertai menggigil.
v  Keempat adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang disebabkan oleh bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dari penyakit tersebut dapat berupa batuk, demam, dapat disertai sesak napas, nyeri dada.
v  Penangganan penyakit ini dilakukan dengan cara, istirahat; pengobatan simtomatis sesuai gejala; meningkatkan daya tahan tubuh; menutup mulut ketika batuk dan tidak meludah sembarangan agar orang di sekitar tidak tertular oleh penyakit tersebut. Salah satu tempat yang dapat menimbulkan terjangkitnya penyakit ISPA adalah pengungsian, karena disana berkumpulnya banyak orang.
v  Pada musim banjir yang menjadi masalah kesehatan lainnya adalah penyakit kulit, berupa infeksi atau alergi, karena kebersihan yang tidak terjaga dengan baik. Seperti pada ISPA, tempat berkumpulnya orang khususnya di pengungsian juga berperan dalam penularan infeksi kulit.
v  Penyakit yang perlu diwaspadai masyarakat, yaitu penyakit saluran cerna seperti demam tifoid. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya penyakit tersebut. Selain itu dapat terjadi perburukan penyakit kronik yang memang sudah diderita, karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan yang menimbulkan banjir.
v  Selain mengungkapkan 7 penyakit yang harus diwaspadai pada musim hujan ini, Prof. Tjandra mengingatkan  kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), makan yang baik dan bersih, istirahat yang cukup dan senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Adapun 5 titik kritis CTPS yang harus diperhatikan adalah, sebelum makan; sebelum mengolah makanan; setelah buang air besar (BAB); setelah menceboki anak dan setelah memegang benda di lingkungan yang kotor dan hewan.
v  Pada saat bencana kesehatan paling penting dan dibutuhkan oleh seluruh korban, oleh karena itu lembaga kesehatan mengupayakan mengadakan pemeriksaan kesehatan buat masyarakat bahkan masyarakat Indonesia. Yang meliputi :
v  a)Pemeriksaan kesehatan
v  b)      Pemberian obat-obatan
v  c) Penyuluhan
v  d)     Pemberian makanan yang baik tuk dikosumsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar