SATUAN ACARA
PENYULUHAN
SAP
Topik :
Bahaya NAPZA
Judul :
Bahaya NAPZA dikalangan remaja
Sasaran :
Siswa-siswa SMAN 1 KENDARI
Hari, Tanggal :
28 April 2016
Waktu :
60 menit
Tempat :
Aula SMAN 1 KENDARI
A. TUJUAN
1.
Tujuan umum
Peserta yang mengikuti acara
penyuluhan mampu memahami tentang narkotika, alkohol, psikotrpika, dan zat
adiktif lainnya.
2.
Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan,
peserta penyuluhan dapat menjelaskan:
1)
Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.
2)
Menyebutkan Faktor
Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
3)
Menyebutkan tanda
dan gejala ketergantungan obat.
4)
Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
5)
Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA
B. MATERI
1)
Pengertian dan macam- macam NAPZA.
2)
Faktor Penyebab
Penyalahgunaan NAPZA.
3)
Tanda dan gejala ketergantungan obat.
4)
Bahaya penggunaan NAPZA.
5)
Cara pencegahan penggunaan NAPZA
C. SASARAN
Sasaran penyuluhan adalah
siswa-siswa SMAN X Kendari
D. METODE
PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah
ceramah, diskusi dan tanya jawab
E. MEDIA
PENYULUHAN
-
Leaflet
-
Power Point
F. PELAKSANAAN
KEGIATAN
No
|
Kegiatan
|
Penyuluh
|
Peserta
|
Waktu
|
1.
|
PEMBUKAAN
|
-
Memberi salam dan Perkenalan
-
Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi
|
-
Menjawab salam
-
Mendengarkan dan memperhatikan
|
10 menit
|
2.
|
KEGIATAN
INTI
|
-
Menjelaskan pengertian dan macam - macam NAPZA.
-
Menjelaskan tanda dan gejala ketergantungan obat.
-
Menjelaskan bahaya penggunaan NAPZA.
-
Menjelaskan Cara pencegahan penggunaan NAPZA
|
-
Mendengarkan dan memperhatikan
-
Bertanya jika ada yang tidak jelas.
|
40 menit
|
3.
|
PENUTUP
|
-
Berdiskusi mengenai materi yang disampaikan
-
Mengevaluasi pengetahuan siswa-siwa tentang materi
yang disampaikan dengan memberi sesi tanya jawab
-
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
-
Memberi salam
|
-
Bertanya atau menjawab pertanyaan
-
Mendengarkan dan memperhatikan
-
Menjawab salam
|
10 menit
|
G. EVALUASI
- Jelaskan kembali pengertian NAPZA ?
- Sebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA ?
- Sebutkan apa saja bahaya NAPZA?
- Bagaimana cara mencegah penyalahgunaan NAPZA ?
Lampiran MATERI
NAPZA
A. Pengertian
NAPZA merupakan singkatan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang bekerja pada pusat penghayatan
kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual.
Karena itu bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk
menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir batin atau eforia. Semakin
kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan maka semakin kuat pula potensi
ketergantungan yang akan ditimbulkan. ( http://www.Bali Post.co.id,
Nizar R. 2002 ).
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika,
Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai
adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya) ( http://www.bkkbn.go.id ).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan
(sintetik) dari bahan candu/kokaina atau turunannya dan padanannya – digunakan
secara medis atau disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman
keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai
bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut
adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/
tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang
mengakibatkan ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut
sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk
nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang
dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup
(melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat
mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/
atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ otonom.
NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural) maupun yang
sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan
yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.
B. Berbagai
Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap kasus, ada berbagai
penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan.
Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan
sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya.
Beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan NAPZA adalah :
a.
Faktor Keluarga
-
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi
pencetus remaja menjadi penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:
-
Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti
kemauan anak (permisif).
-
Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak,
Tidak sepaham dalam mendidik anak.
-
Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua)
mengalami ketergantungan NAPZA
-
Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang
terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan
ibu.
-
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah
ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik
dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun
antar-saudara.
-
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran
orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata
orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan
masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
-
Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang
menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus
dicapai dalam banyak hal.
-
Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi
kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering
berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
b.
Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga
turut berperan dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA
memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan
emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan
emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga
turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk
memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah
mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan
mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar
dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang
dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang NAPZA
sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya
remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas
diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap
segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan
kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah
sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada
anak remajanya.
c.
Faktor Kelompok
Kelompok teman sebaya dapat
menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur
untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan
kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya
semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan
untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi dengan
kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga,
sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang
dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang
memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.
d.
Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan
memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi
tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa para penjual
narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD.
Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai
kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan NAPZA di Indonesia.
e.
Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak
berperan dalam menentukan karakteristik seseorang, sifat serta perilaku
seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena
kondisi lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat-
obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.
C. Tanda dan
gejala ketergantungan obat
Tanda-tanda umum untuk mengenali
apakah anak sudah mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:
1.
Perubahan Fisik
1.
Badan kurus
2.
Tampak mengantuk
3.
Mata merah, cekung
4.
Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
2.
Perubahan Perilaku
1.
Emosi labil
2.
Takut sinar/air
3.
Menyendiri
4.
Bohong/mencuri.
5.
Menjual barang
6.
Pergi tanpa pamit
7.
Halusinasi
8.
Paranoid
D. Bahaya
penggunaan NAPZA.
Semua jenis obat dan zat dapat
membahayakan tubuh bila digunakan tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek
obat akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang digunakan,
berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara menggunakan obat itu, dan
apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga
tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau
perasaan saat memakai, dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan
alergi, dll. Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi
adalah sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang
organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera.
Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi
tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat
lagi hidup normal.
NAPZA membahayakan hidup pemakai
sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai, selain tidak dapat hidup normal, ia
juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai
NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai
dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA
disebut pengguna obat biasanya tidak dapat hidup normal. Penyalahgunaan
obat menciptakan ketergantungan fisik maupun psikologis pada tingkat yang
berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna tidak dapat
hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika orang dengan sadar memilih
untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan hanya berarti memakai obat
secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja dan metabolisme
otak yang merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit
kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan
timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha untuk mengurangi pemakaiannya
atau bila pemakaian akan dihentikan. Ketergantungan secara psikologis
menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh
obat-obatan tersebut Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang tersebut
menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala
tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa
dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama
“tingginya” (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering
diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis dan
semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai mengalami over
dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan
berbagai perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman pada
pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu
selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah
justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa perlu
menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi tergantung.
Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan
berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
a.
Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum
tulang belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan
pancaindera.
b.
Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila
tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak dapat
mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak kekerasan.
c.
Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan,
masyarakat bahkan bangsa.
d.
Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak
dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat
dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera Indonesia.
e.
Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku
tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.
E. Cara
Pencegahan Penggunaan NAPZA
Penyembuhan ketergantungan Napza di
bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan
rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan
Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam
pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga
kejiwaan, sosial dan keimanannya.
1.
Peranan Diri Sendiri
-
Jangan pernah mencoba
-
Bergaul dengan selektif
-
Jadi diri sendiri
-
Melakukan kegiatan yang positif
-
Pendirian yang teguh
-
Kenali lingkungan dengan benar
-
Kenali dengan benar informasi tentang Napza
-
Mendekatkan diri dengan Tuhan
2.
Peranan Orang Tua
-
Menciptakan keluarga yang harmonis
-
Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
-
Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis
-
Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
-
Memperlakukan anak secara adil
3.
Peranan Masyarakat
-
Gerakan kampanye anti Napza
-
Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh
4.
Peranan Pemerintah
-
UU tentang Narkotika dan Psikotropika
-
Pembentukan LSM
-
Pembentukan Tempat Rehabilitasi
Meskipun kita harus bergaul dengan
sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita harus tetap menjaga agar pergaulan
tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan
kita, kita harus selalu berani menolak ajakan yang :
-
Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap
ganja sampai malam).
-
Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan
untuk menjualkan obat/NAPZA).
-
Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar
NAPZA).
-
Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan
kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus
tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas,
teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita.
Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : “terima kasih, tapi saya
tidak mau karena saya tidak suka nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau
terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya harus
mengerjakan hal penting di rumah”.
-
Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri
kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu
selalu. Say No To Drug.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien
Ketergantngan Narkotika dan Zat
Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit:
PKBI Bandung
Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku
Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Kumpulan
Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar