Jumat, 19 Juli 2013

KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

II. 1               Pengertian Penduduk
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal di dalam suatu wilayah negara (menetap) dan lahir secara turun temurun dan besar di negara itu.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yaitu :
1.    Orang yang tinggal di daerah tersebut.
2.    Orang yang secara hukum berhk tinggal di daerah tersebut. Dengan kaa lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal disitu. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kelahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk. Sehingga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelaaru dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit eonomi, seperti pemasaran potensial. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompk tertentu yang didasarkan krieria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

II. 2               Dinamika Penduduk
Dinamika kepedudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu terjadi dan dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera disebut sebagai perkembangan kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi dengan upaya memenuhi kebutuhannyan. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau pindahan tempat tinggal.
Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
1.    Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepa berbagai keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi tersiri dari beberapa hal, yaitu :
Jumlah penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku, bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lain-lain.
2.    Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran, yaitu angka absolut dan angka relatif.
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa disamping jumlah absolutnya yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di indonesia meliputi persebaran serta kualitas penduduk dipandang darru sudut sumber daya manusia secara keseluruhan.

Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah :
1.    Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu
2.    Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan datang.
3.    Mempelajari hubungan sebab akibat keadan penduduk dengan aspek kehidupan lain  misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4.    Merancanng antisipasi mengahadapi perkembangan kependudukan yang erjadi baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.

II. 3               Faktor-Faktor Demografi Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
1.    Angka kelahiran (fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan serta pembangunan. Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :
-       Angka kelahiran kasar (Crude Bitrh Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pertahun di satu tempat per seribu penduduk.  CBR dapat dihitung dengan rumus berikut :
CBR =    1.000
 


Keterangan :
CBR : angka kelahiran kasar
L : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1000 : konstanta
Krieria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
CBR <20, termasuk kriteria rendah
CBR 20-30, termasuk kriteria sedang
CBR >30, termasuk kriteria tinggi.
-       Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate)
ASBR =    1.000
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyanya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. Angka kelahiran khusus dapat dihitung dengan rumus berikut ini.


Keterangan :
ASBR : angka kelahiran khusus
Li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun.
1.000 : konstanta
-       Angka kelahiran umum (General Fertility Rate)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyanknya kelahiran setiap 1.000 wanita berusia 15-49 tahun. GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
ASBR =    1.000
 


Keterangan :
GFR : angka kelahiran umum
L : jumlah kelahiran selama 1 tahun
W(15-49) : jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun.
Berikut ini faktor pendorong kelahiran dan faktor penghambat kelahiran :
-       Faktor pendorong kelahiran :
a.    Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki
b.    Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
c.    Pernikahan usia dini.
d.   Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki
e.    Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
-       Faktor penghambat kelahiran :
a.    Adanya program Keluarga Berencana
b.    Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
c.    Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjangan anak bagi PNS.
d.   Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
e.    Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
f.     Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
2.    Angka kematian (Mortilitas)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
-       Angka kematian kasar (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun.

CDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
CDR =    1.000
 


ASDR : angka kematian kasar
M : jumlah kematian selama satu tahun
P : jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 : konstanta
Kriteria angka kematian kasar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
CDR <10, termasuk kriteria rendah
CDR 10-20, termasuk kriteria sedang
CDR 20, termasuk kriteria tinggi.
-       Angka kematian khusus
Angka kematian khusus adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian seiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapa dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
ASDR =    1.000
 


Keterangan :
ASDR : angka kematian khusus
Mi : jumlah kematian pada kelompok tertentu
Pi : jumpah penduduk pada kelompok tertentu
1.000 : konstanta
-       Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate)
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi seiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :


Faktor pendorong kematian (Promortilias)
a.    Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung, dan sebagainya.
b.    Adanya bencana alam seperti gemap bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
c.    Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
d.   Adanyan peperangan, kecelakaan dan sebagainya.
e.    Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
Faktor penghambat kematian (Antimortalitas) :
a.    Tingkat kesehaan dan pemenuhan gizi masyarajatyang sudah baik.
b.    Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
c.    Adanya kemajuan iptek di bidang kedokeran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
d.   Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain karena ajaran agama melarang hal tersebut.

3.    Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang telah dikatakan telah melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi, yaitu :
a.    Transmigrasi, yaitu perpindahan dari suatu daerah (pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam wilayah republik indonesia.
b.    Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu desa ke kota besar.
c.    Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri.
d.   Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
e.    Re-emigrasi, yaitu kembali ke tempat asal.
-          Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
-          Migrasi masuk adalah masuknya pendudukdari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih.
a.    Rasio ketergantungan
Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yaknirasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indikator demografi yang sangat penting. Semakin tingginya beban yang harus ditanngung penduduk yang produktif dan produktif lagi. Sedangkan presentase rasio keergantungan yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

b.    Angka perkawinan umum
Angka perkawinn umum menunjukkan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada dimana seorang laki-laki dan perempuan hidup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan undang-undang atau peraturan hukum yang ada ataupun tanpa pengesahan perkawinan. Tetapi untuk keperluan studi demografi, badan pusat statistik mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik yang tinggal bersama maupun terpisah yang menikah secara sah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat disekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri. Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program kependudukan teruama dalam pengembangan program-program peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan keluarga.
c.    Pengaruh program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana (KB) :
-       Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun.
-       Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara KB.
-       Pernah memakai alat/cara KB aktif adalah seseorang yang pernah memakai alat/cara KB.
-       Alat/cara KB adalah alat/cara digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi adalah presentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.

II. 4               Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang besar. Menurut Blacker (1947) ada 5 fase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya fase 2 dan fase 3 adala fase transisi.
1.    Tahap stasioner tinggi
-       Tingkat kelahiran : tinggi
-       Tingkat kematian : tinggi
-       Pertumbuhan alami : nol/sangat rendah
2.    Tahap awal perkembangan
-       Tingka kelahiran : tinggi
-       Tingkat kematian : lambat menurun
-       Pertumbuhan alami : lambat
3.    Tahap akhir perkembangan
-       Tingkat kelahiran : menurun
-       Tingkat kematian : menurunlebih cepat dari itngkat kelahiran
-       Pertumbuhan alami : cepat
4.    Tahap stasioner rendah
Tingkat kelahiran : rendah
Tingkat kematian : rendah
Pertumbuhan alami : nol/sangat rendah
5.    Tahap menurun
Tingkat kelahiran : rendah
Tingkat kematian : lebih tinggi dari tingkat kelahiran.
Pertumbuhan alami : negatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar