Jumat, 19 Juli 2013

Distosia karena Kelainan Presentasi “Pesentasi oksipito posterior persistens, Presentasi puncak Kepala, Presentasi dahi, presentasi muka” dan Mekanisme Persalinan



A.    POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTEN
1.      Pengertian
Pada persalinan dalam presentasi belakang kepala, biasanya kepala janin masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring dengan ubun-ubun kecil bisa dikiri depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang. Dalam persalinan selanjutnya, maka ubun-ubun kecil ini akan memutar kedepan. Ada kalanya oleh suatu sebab, misalnya pada bentuk panggul tertentu ubun-ubun  kecil ini tidak memutar kedepan, tetapi tetap dibelakang, Keadaan ini disebut posisi oksipitalis posterior persistens.







Presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil dibelakang
2.      Etiologi
Sebab-sebab terjadinya posisi oksipitalis posterior persistens adalah :
-          Bentuk panggul antropoid atau panggil android
-          Multipara, dimana otot-otot dasar panggul yang sudah lembek.
-          Kepala janin yang bundar atau agak kecil
-          Kesempitan panggul tengah
-          Ketuban pecah dini
-          Fleksi kepala kurang
-          Inersia uteri
3.      Mekanisme Persalinan
Bila keadaan panggul cukup luas maka persalinan dengan posisi oksipitalis posterior persistens bisa berjalan spontan, walaupun agak lambat. Janin lahir dengan muka dibawah simfisis dengan mekanisme sebagai berikut :
Setelah kepala sampai di dasar panggul dan ubun-ubun besar terletak didepan, ubun-ubun ini tertekan pada simfisis (sebagai hipomoklion). Lambat laun oksiput lahir melewati perineum, diikuti kemudian oleh lahirnya sinsiput. Lahirya janin dengan ubun-ubun kecil dibelakang menyebabkan regangan yang cukup besar pada vagina dan perineum, hal ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi, sehingga tidak jarang kepala janin lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia fronto-oksipitalis yang lebih besar dari sirkumferensia suboksipito-bregmatika. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan perineum yang luas, maka sebaiknya dilakukan episiotomi mediolateral yang cukup luas.
4.      Penanganan
Dalam menghadapi persalinan dengan ubun-ubun kecil dibelakang sebaiknya dilakukan pengawasan persalinan yang seksama, karean jalannya persalinan dengan oksiput dibelakang tidak dapat diramalkan sebelumnya dan kemungkinan timbulnya kesulitan selalu ada. Namun demikian pada prinsipnya tetap ditunggu dulu dengan harapan terjadinya persalinan spontan. Tindakan baru diambil bila kala II terlalu lama atau ada tanda-tanda gawat janin. Kalau ada indikasi, maka dapat dipilih antara ekstraksi vakum atau forseps.
Ekstraksi dapat dilakukan secara :
-          Anak dilahirkan dengan oksiput tetap dibelakang.
Cara ini dilakukan, bila ada faktor-faktor yang menyukarkan rotasi kedepan. Untuk itu perlu dilakukan episiotomi mediolateral yang cukup luas.
-          Anak dilahirkan dengan oksiput di depan.
Cara ini dilakukan dengan sebelum melakukan rotasi oksiput kedepan secara manual atau dengan forseps. Pada presentasi belakang kepala. Kadang-kadang kala II mengalami kemacetan dengan kepala janin sudah berada di dasar panggul dan posisi ubun-bun kecil melintang. Keadaan ini dinamakan posisi lintang tetap rendah (deep transverse arrest.  Apabila ada alamat untuk menyelesaikan persalinan dapat dilakukan ekstraksi vakum atau ekstraksi cunam yang di pasang miring terhadap terhadap kepala dan miring terhadap panggul.
5.      Prognosis
Jalannya persalinan pada posisi oksiput posterior sulit diramalkan, hal ini dapat disebabkan karena kemungkianan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada umumnya berlangsung lama, kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar, sedangkan kematian perinatal lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan dimana ubun-ubun kecil berada didepan..

B.     PRESENTASI PUNCAK KEPALA
1.      Pengertian
Pada persalinan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleks. Dalam keadaan tertentu pleksi kepala tersebut tidak terjadi, sehingga kepala dalam keadaan defleksi. Bergantung pada derajat defleksinya,maka dapat terjadi presentase puncak kepala,presentase dahi atau presentase muka.Presentase puncak kepala atau sering di sebut jugapresentase sinsiput,terjadi apabila derajat defleksinya ringan,sehingga ubun – ubun besar merupakan bagian terendah.Presentasi dahi,bila derajat defleksinya lebih berat,sehingga dahi merupakan bagian yang paling rendah.Presentasi muka bila derajat defleksinya maksimal,sehingga muka janin merupakan bagian yang terendah.

Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara, yang kemudian akan berubah menjadi presentasi belakang kepala.


2.      Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinannya hampir sama dengan posisi oksipitlis posterior persistens, seingga keduanya seringkali dikacaukan satu dengan yang lainnya. Perbedaannya : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sedangkan sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran (hipomoklion) yang berada di bawah simfisis ialah glabella.
C.    PRESENTA DAHI
1.      Pengertian
Presentasi dahi ialah keadaan di mana kedudukan kepala berada di antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal (sikap ekstensi sedang), sehingga dahi merupakan bagian terendah. Pada pemeriksaan dalam dapat dirabah daerah sinsiput yang berada di antara ubun-ubun besar dan pangkal hidung, Biasanya presentasi dahi bersifat sementara dan dengan majunya persalinan, maka sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepada.sebab-sebab presentasi dahi kira-kira sama dengan sebab-sebab presentasi muka.



Description: clip_image008 






Presentasi dahi
2.      Diagnosa
Pada permulaan persalinan biasanya sulit untuk membuat diagnosis presentasi dahi. Pemeriksaan luar pada dasarnya memberikan hasil seperti pada presentasi muka. Bedanya hanya bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol. Denyut jantung anak lebih jelas di dengar lewat dada, sehingga ditemukan di sebelah yang sama dengan bagian-bagian kecil.

Biasanya presentasi dahi baru dapat di diagnosis waktu persalinan, kalau pembukaan sudah cukup besar. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura frontalis. Bila sutura ini di ikuti, maka pada ujung yang satu terdapat ubun-ubun besar, sedangkan pada ujung yang lain terdapat pangkal hidung dan lingkaran orbita. Mulut dan dagu tidak dapat diraba. Bila teraba berarti presentasi muka.
3.      Mekanisme Persalinan
Pada umumnya presentasi dahi hanya bersifat sementara untuk kemudian dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala, presentasi muka, atau tetap presentasi dahi.Oleh karena itu, apabila tidak ada gawat janin, menunggu kemajuan persalinan dapat dilakukan. Peruban presentasi dapat terjadi terutama pada janin kecil atau janin mati yang sudah mengalami maserasi. Pada janin dengan ukuran normal, terutama apabila selaput ketuban sudah pecah, biasanya tidak terjadi perubahan presentasi.

Mekanisme persalinan pada presentasi dahi menyerupai mekanisme persalinan pada presentasi muka. Oleh karenanya janin kecil mungkin dapat dilahirkan vaginal bila punggungnya berada di posterior.
Kepala janin masuk kedalam rongga panggul dengan sirkumferensia maksilloparietalis serta sutura frontalis melintang atau miring. Setelah terjadi moulage dan ukuran terbesar kepala telah melalui pintu atas panggul, dagu memutar kedepan. Sesudah dagu berada di depan, dengan fossa kanina sebagai hipomoklion, terjadi fleksi sehingga ubun-ubun besar dan belakang kepala lahir melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi, sehingga mulut dan dagu terjadi moulage dan kaput suksedanum yang besar pada dahi waktu kepala memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.
Karena besarnya ukuran ini, kepala baru dapat masuk kedalam rongga panggul setelah terjadi moulage untuk menyesuaikan diri pada besar dan bentuk pintu atas panggul. Persalinan membutuhkan waktu lama dan hanya 15% berlangsung spontan. Angka kematian perinatal > 20%, sedangkan peralinan pervaginam berakibat perlukaan luas pada perineum dan jalan lahir lainnya.
4.      Penanganan
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal,tidak akan dapat lahir spontan pervaginam, sehingga haris dilahirkan dengan seksio sesar. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi persalinan presentasi dahi sama dengan sikap dalam menghadapi presentasi muka. Bila persalinan menunjukan kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan demikian pula bila ada harapan presentasi dapat berubah mejadi presentasi presentasi belakang kepala atau presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk kedalam rongga panggul, dapat dicoba merubah presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak  berhasil dilakukan seksio sesar. Pada kepala yang sudah masuk rongga panggul. Akan tetapi tidak menunjukan kemajuan dalam kala II, sebaiknya dilakukan seksio sesar. Demikian pula halnya pada keadaan selaput ketuban yang sudah pecah, sebaiknya dilakukan seksio sesar.
Anak yang lahir dengan presentasi dahi menunjukan kaput suksedanum yang besar pada dahi disertai dengan moulage kepala yang hebat.


 












D.    PRESENTASI MUKA
1.      Pengertian
Presentasi muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal (sikap janin ekstensi maksimal), sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka nerupakan bagian terendah menghadap kebawah. Presentasi muka dinamakan primer, kalau sudah ditemukan pada masa kehamilan; sedangkan dinamakan sekunder, kalau terjadi pada waktu persalinan.


Description: clip_image002 






Presentasi Muka
Mentoposterior, dagu berada dibagian posterior .
Persalinan pervaginam hanya mungkin berlangsung bila dagu berputar ke anterior.
Diagnosis.
Dalam kehamilan:
Pada presentsi muka, tubuh janin dalam keadaan ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat kearah punggung janin dan dagu menjadi presentasinya, pada pemeriksaan luar dagu akan teraba seperti punggung. Bagian kepala yang menonjol, yakni belakang kepala, terletak disebelah yang berlawanan dengan letak dada. Diantara belakang kepala yang menonjol dan punggung teraba sudut yang runcing (sudut fabre). Pada tempat dada diraba pula bagian-bagian kecil janin dan didengar denyut jantung lebih jelas. Diagnosis dapat dibantu dengan pemeriksaan rontgen.









Dalam persalinan:
            Dengan pemeriksaan luar, diagnosis presentasi muka agak sulit dan biasanya perlu dibantu dengan pemeriksaan dalam. Pada pembukaan yang cukup besar dan muka yang sudah masuk kedalam panggul, jari pemeriksa dapat meraba dagu, mulut, hidung,  dan pinggir orbita. Penunjuk presentasi muka adalah dagu.  Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai melukai mata dan mulut. Adanya kaput suksedanum menyulitkan pemeriksaan, sehingga kadang-kadang muka disangka bokong. Disamping itu mulut dapat dikenal dengan adanya pinggir alveola serta pada janin yang masih hidup akan terasa gerakan mengisap.
2.      Etiologi
Pada umumnya penyebab terjadinya presentsi muka adalah keadaan-keadan yang memaksa terjadinya defleksi kepala, misalnya panggul sempit atau janin besar.
-          Letak muka primer (disebabkan oleh kelainan anak dan tak dapat dikoreksi) :
Struma kongenital, kelainan tulang leher, lilitan tali pusat yang banyak, meningokel dan anensefal.
-          Letak muka sekunder (anak normal, umumnya dapat dikoereksi) :
Panggul picak, anak besar, dinding perut kendor, bagian-bagian yang menumbung, hidramnion dn kematian janin dalam kandungan.
 








3.      Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan pesalinan presentasi belakang kepala. Secara berurutan akan terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), putaran paksi dalam, fleksi, ekstensi dn putaran paksi luar. Kepala masuk kedalam panggul dengan sirkumferensia trakelo-parietalis dan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam, sehingga submental (dagu) memutar kedepan dan berada dibawah arkus pubis. Dengan daerh ini sebagai hipomoklion, kepala kemudian lahir dengan gerakan fleksi, maka dahi, ubun-ubun besar dan belakang kepala lahir lewat perineum. Setelah kepala lahir, terjadi putaran paksi luar dan badan janin lahir seperti presentasi belakang kepala.
Kalau dagu berada dibelakang. Pada putaran paksi dalam dagu ini harus melewati jarak jauh supaya berada di depan. Kadang-kadang hal ini tidak terjadi dan tetap berada dibelakang (10%). Hal ini disebut mentoposterior persistens, dalam keadaan ini janin tidak dapat lahir spontan, kecuali janin kecil atau mati. Hal ini disebabkan karena kepala sudah berada defleksi maksimal dan tidak mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepala dan bahu terjepit  dalam panggul dan persalinan tidak akan maju. Oleh karena itu bila dijumpai presentasi muka dengan dagu dibelakang perlu segera dilakukan tindakan untuk menolong persalinan.










4.      Penanganan
Pada persalinan dengan presentasi muka perlu dilakukan pemeriksaan teliti tentang ada tidaknya disproporsi sefalopelvik. Jika tidak ada, persalinan spontan dapat diharapkan, bila dagu berada di depan. Kalau dagu berada dibelakang, harus diberi kesempatan kepada dagu untuk memutar kedepan. Jangan dilupakan bahwa hal ini baru terjadi setelah muka mendekati dasar panggul.
Apabila dalam pengamatan kala II selama beberapa jam dagu tidak menunjukan gejala akan memutar kedepan (posisi mentooposterior persistens) tidak ada gunanya menunggu lebih lama. Dalam hal ini di usahakan dulu untuk memutar dagu ke depan dengan satu tangan yang di masukkan kedalam vagina. Apabila usaha ini berhasil, selanjutnya di tunggu persalinan spontan. Apabila tidak berhasil atau bila di dapatkan disproporsi sefalopelvik, sebaiknya dilakukan seksio sesar.
Dalam keadaan tertentu dapat diusahakan untuk mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala dengan tangan penolong yang dimasukkan kedalam vagina dan menekan muka di daerah mulut dan dagu ke atas atau bila tidak berhasil,  dapat dicoba perasat thorn  yaitu kepala bagian belakang dipegang oleh tangan penolong yang di masukan ke vagina lalu di tarik ke bawah, sedangkan tangan dari luar berusaha meniadakan ekstensi dada. Walaupun demikian ada beberapa syarat yang harus di penuhi sebelum mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala, yaitu :
-          Dagu harus berada di belakang; kalau dagu di depan, akan terjadi presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil dibelakang yang tidak banyak menguntungkan dengan presentasi muka dengan dagu di depan.
-          Kepala belum jauh masuk ke dalam panggul dan masih mudah di dorong ke atas.
Bila akan dilakukan ekstraksi forseps ( atas indikasi dari ibu atau dari janin maupun kala II yang melebihi 2 jam), maka syarat yang harus di penuhi ialah dagu yang sudah berada di depan (depan benar atau depan miring).
Sedangkan indikasi untuk melakukan seksio sesar ialah :
-          Posisi mentoposterior persistens
-          Adanya kesempitan panggul
-          Sulitnya kepala janin masuk kedalam panggul pada persalinan yang sudah berlangsung lama.
5.      Prognosis
Pada umumnya persalinan pada presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal ini dapat di jelaskan karena kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia trakeloparietale yang hanya sedikit lebih besar daripada sirkumferensia suboksipitobregmatika. Tetapi kesulitan persalinan dapat terjadi karena adanya kesempitan panggul dan janin besar yang merupakan penyebab terjadinya peentasi muka tersebut. Disamping itu dibandingkan dengan letak belakang kepala, muka tidak dapat melakukan dilatasi serviks secara sempurna dan bagian terendah harus turun sampai ke dasar panggul sebelum ukuran terbesar kepala melewati pintu atas panggul.
Dalam keadaan dimana dagu berada di belakang prognosis kurang baik bila dibandingkan dengan dagu di depan, karena dalam keadaan tersebut janin yang cukup bulan tidak mungkin dapat lahir pervaginam. Angka kematian perinatal pada presentasi muka ialah 2,5 – 5 %.


E.     MEKANISME PERSALINAN
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
1.        Penurunan kepala
2.        Fleksi
3.        Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
4.        Ekstensi
5.        Ekspulsi
6.        Rotasi luar (putaran paks luar)

1)      Penurunan kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala yang melewati pintu atas panggul (PAP). Dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat diantara simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
-          Asinklitismus posterior     : bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan os parietal belakang paling rendah dari os parietal depan.
-          Asinklitismus anterior       : bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal  belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi kalau berat gerakan ini dapatmenimbulkan disproporsi sevalopelvik dengan panggul berukuran normal sekalipun.
            Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam aktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik, keadaan ini menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga di sebabkan karena tekanan cairan intra uterin, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.
Gambar 1-1
Sinklitismus






Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat diantara simfisis dan promontorium







Gambar 1-2
Asinklitismus Anterior







Sutura sagitalis mendekati simfisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan

Gambar 1-3
Asinklitismus posterior







Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang
2)      Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu di bawah lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dariubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi. Diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm), sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
          Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah fleksi.
Gambar 2
Fleksi







dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin
3)      Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
Putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan kearah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.



Gambar 3
Putaran paksi dalam









UUK berputar kearah depan, sehingga dasar panggul UUK akan berada di bawah simfisis.
4)      Ekstensi
Seudah kepala janin sampai ke dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada dibagian simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
          Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simfisi akan menjadi pusat pemutaran (hipomochlion). Maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum : Ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.


Gambar 4
Gerakan janin pada defleksi
5)      Rotasi Luar (putaran paksi luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam kedaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasr panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam di mana ukuran bahi (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadium sepihak.
Gambar 5


 





6)      Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya lahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dalam mekanisme persalinan fisiologis ini bahu akan melintasi pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring, kemudian di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan-belakang. Bila bayi telah lahir uterus mengecil akibat kontraksi uterus (his) sehingga perlekatan plasenta dengan  dinding uterus akan terlepas dan kemudian akan dilahirkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar