A.
Anatomi
dan Fisiologi Payudara
Payudara
(mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada,
dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepansang
kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih
besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gram dan
pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.
Perubahan
pada payudara dapat meliputi:
Penurunan kadar progesterone secara
cepat dengan peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan. Payudara menjadi
besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
Ada tiga bagian payudara, yaitu:
1. Korpus
(badan), yaitu bagian yang membesar pada payudara
2. Areola,
yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla
arau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Dalam korpus mammae terdapat
alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari
beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobulus, kemudian beberapa lobulus
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan
ke dalam saluran kecil duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Dibawah areola saluran
yang besar melebar disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua memusat ke dalam
putting dan bermuara ke luar, di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat otot-otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.
Ada empat macam bentuk putting
yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar. Panjang, dan terbenam (inverted).
Namun bentuk putting-putting ini tidak terlalu berpengaruh terhadap proses
laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik
sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi.
Pada papilla dan areola terdapat
saraf peraba yang sangan penting untuk refleks menyusui. Bila putting dihisap, terjadilah
rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang
produksi dan pengeluaran ASI.
Dua refleks pada ibu yang sangat
penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks oksitosin aliran
timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi.
Tiga refleks penting dalam
mekanisme hisapan bayi, yaitu:
1. Refleks
menangkap (rooting refleks)
Timbul
bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kearah sentuhan, bila
bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan
berusaha untuk menangkap putting susu.
2. Refleks
menghisap
Refleks
ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh putting susu.
Supaya putting mencapai bagian belakang palatum maka sebagian besar areola
harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka sinus laktiferus yang berada
dibawah areola akan tertekan gusi, lidah, dan palatum sehingga ASI terperas
keluar.
3. Refleks
menelan
Bila mulut bayi
terisi ASI ia akan menelannya.
B.
Manfaat
Pemberian ASI
ASI
merupakan makanan utama dan alami yang sangat bermanfaat bagi bayi. Manfaat
menyususi dapat dilihat dari beberapa aspek
1. Aspek
gizi
Manfaat
kolostrum
a. Kolostrum
mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infekssi terutama diare.
b. Jumlah
kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
c. Kolostrum
mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
d. Membantu
mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
2. Aspek
imunologik
a. ASI
mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
b. Immunoglobulin
A (IgA) dalam kolostrum ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap
tetapi dapat melumpuhkan bakter pathogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
c. Laktoferin
yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat
besi disaluran pencernaan..
d. Lysosim,
enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e. Sel
darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri
dari 3 macam yaitu: brochus-asociated lymphocyte tissue (BALT) antibody
pernapasan, gut associated lymphocyte tissue (GALT) antibody saluran
pernapasan, dan mammary associated lymphocyte tissue (MALL) antibody jaringan
payudara ibu.
f. Faktor
bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bekteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek
psikologi
a. Rasa
percaya diri ibu untuk menyusui bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang cukup untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying
terhadap bayi akan mengingatkan produksi hormone terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
b. Interaksi
ibu dan bayi: pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
c. Pengaruh
kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih saying ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek
kecerdasan
a. Interaksi
ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
system saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b. Penelitian
menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4.3 point lebih
tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3
point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak
diberi ASI.
5. Aspek
neurologist
Dengan menghisap payudara,
koordinasi saraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru
lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek
ekonomis
Dengan
menyusui secara ekslusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi
sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah
tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7. Aspek
penundaan kehamilan
Dengan
menyusui secara ekslusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenore Laktasi (MAL).
C.
ASI
Ekslusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja
sejak bayi lahir sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air
putih.pada pemberian ASI ekslusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan
seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI
ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara benar
akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan
pendamping.
ASI merupakan makanan terbaik bagi
bayi usia 0-6 bulan karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi. Tuhan
telah menciptakan ASI untuk bayi/anak manusia seperti halnya Dia menciptakan
susu sapi untuk anak sapi.
UNICEF memperkirakan bahwa pwmberian
ASI ekslusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia
di bawah lima tahun. Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan daalam jurnal
pediatrics menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI sejak
hari pertama kelahirannya. Angka ini naik 22%
jika pemberian ASI dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran
bayi.
Namun di Indonesia hanya 8% saja
ibu-ibu yang memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan
4% bayi disusui ibunya daalam waaktu satu jam pertama setelah kelahirannya.
Padaahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia dibawah 28 hari di Indonesia
dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir.
Penelitian membuktikan bahwa ASI
ekslusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan
membimbingnyasaat baru lahir, insting bayi membawanya untuk mencari putting
ibunya. Pada jam pertama bayi menemukan payudara ibunya, ini adalah awal
hubungan menyusui yang berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu dan bayi.
Proses setelah IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dilanjutkan dengan pemberian ASI
ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga dua tahun. Jika bayi baru lahir
dipisahkan dengan ibunya maka hormon sters akan meningkat 50% sehingga hal ini
akan mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh bayi.
Berdasarkan Kepmenkes RI
No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 yang juga mengacu pada resolusi WHA.2001 ( World
Health Assembly ) bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan
optimal bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya
untuk kecukupan nutrisi bayi harus mulai diberi makanan pandamping ASI yang
cukup dan aman dengan pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau
lebih.
Peran dan wewenang bidan mengacu
pada Kepmenkes RI No.900/Men.Kes/SK/VII/2002 tentang praktek dan registrasi
bidan diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan pada masyrakat khususnya
ibu hamil, melahirkan dan menyusui senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil
sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan pendidikan kesehatan
tentang manfaat ASI secara berkesinambunagan sehingga ibu hamil memahami dan
siap menyusui bayinya dengan pemberian ASI ekslusif.
D.
Masalah
yang sering tejadi pada saat pemberian ASI
Masalah-masalah yang sering terjadi
pada ibu menyusui adalah Puting datar/terbenam, payudara bengkak (engorgement),
putting lecet, penyumbatan kelenjar payudara, mastitis, abses payudara,
kelainan anatomi putting dan bayi enggan menyusui.
1. Putting
datar / terbenam
Manajemen putting
datar dan terbenam :
a. Perawatan
antenatal
Menarik puting
atau menggunakan nipple shells mungkin kurang menolong, kebanyakan puting
membaik pada saat kelahiran tanpa perawatan apapun.
b. Segera
setelah lahir
·
Bangun rasa percaya
diri ibu
·
Jelaskan bahwa bayi
menghisap payudara bukan putting
·
Dorong ibu untuk
sebanyak mungkin kontak kulit dengan bayinya dan memungkinkan baayi mengenal
payudara ibunya
·
Membantu ibu mengatur
posisi bayi
·
Bantu ibu mencoba
beberapa posisi memeluk bayinya
·
Bantu ibu agar
putingnya keluar sebelum menyusui dengan gerakan Hofman atau alat suntik untuk
menarik putting keluar
·
Membentuk payudara
membuat pelekatan lebih mudah untuk bayi dengan menopang bagian bawah payudara
dan menegakan bagian atas dengan jari ibu
c. Minggu
pertama atau kedua apabila diperlukan
Bila bayi tidak dapat menghisap secara efektif pada
minggu pertama atau kedua, bantu ibu untuk :
·
Peras ASI dan berikan
dengan cangkir atau langsung kemulut bayi
·
Biarkan bayi mencari
payudara ibu lebih sering
2. Payudara
bengkak ( engorgement )
Payudara bengkak
bias disebakan karena :
·
Kebanyakan ASI
·
Waktu mulai menyusui
tertunda
·
Pelekatan kuraang baik
·
Kurang seringnya
pengosongan ASI
·
Pembatasan lama dan
waktu antara menyusui
Perawatan payudara bengkak yang essential
adalah dengan pengeluaran ASI. Apabila ASI tidak dikeluarkan akan berkembang menjadi
mastitis dan abses, dan ASI akan berkurang. Jangan mengistirahatkan payudara
ibu untuk menyusui karena akan memperburuk keadaan. Hal-hal yang bisa dilakukan
ibu adalah :
·
Apabila bayi dapat
menghisap susui bayi lebih sering.
·
Apabila bayi tidak
dapat menghisap bantu ibu memeras ASI
·
Sebelum menyusui atau
memeras ASI, stimulasi reflek oksitosin ibu dengan cara :
ü Letakkan
kompres hangat pada payudara atau mandi air hangat
ü Urut
tengkuk dan punggung belakang
ü Urut
payudara secara perlahan
ü Rangsang
payudara dan putting
ü Bantu
ibu menyusui untuk rileks atau santai
·
Setelah menyusui
kompres dingin pada payudara untuk mengurangi odema
·
Bangun rasa percaya
diri ibu, jekaskan bahwa ibu segera menyusui dengan baik.
3. Putting
lecet
Manajemen puting
susu lecet yaitu :
a. Mencari
penyebab puting susu lecet
·
Amati bayi menyusui dan
cek tanda-tanda perlekatan tidak baik
·
Periksa payudara : cari
tanda-tanda infeksi candida, engorgement/bengkak dan retak
·
Lihat mulut bayi
tanda-tanda candida dan tounge tie (lidah pendek, tidak dapat cukup meregang
keluar karena frenulumnya pendek), adakah bercak candida (candida rash)
b. Berikan
pengobatan yang sesuai
·
Bangun rasa percaya
diri ibu, jelaskan bahwa lecet/nyeri bersifat sementara dan menyusui akan
segera terasa nyaman, mulai menyusui pada puting yang tidak sakit dan menyusui
bayi sebelum sangat lapar
·
Bantu ibu memperbaiki
pelekatan, ibu dapat terus menyusui dan tidak perlu mengistirahatkan
payudaranya.
·
Kalau perlu bantu ibu
mengurangi engorgement/payudara bengkak, ibu sebaiknya menyusui sesering
mungkin atau merasa ASI
·
Pertimbangkan
pengobatan candida apabila kulit putting dan areola terlihat merah, mengkilat
atau bersisik dan gatal atau nyeri dan lecetnya berlanjut.
4. Penyumbatan
kelenjar payudara
Penyumbatan
kelenjar payudara dapat terjadi karena ASI yang menebal sehingga menyebabkan
tersumbatnya saluran ASI tersebut. Gejalanya adalah lump dan lembek dan sering
kemerahan pada kulit yang terdapat lump. Wanita ini tidak demam dan merasa
baik.
Penyebab
dari saluran tersumbat adalah karena :
a. Pengaliran
yang kurang sempurna pada seluruh payudara, karena:
ü Menyusui
kurang sering
ü Menghisap
tidak efektif apabila peletakan bayi tidak baik
b. Pengaliran
yang kurang sempurna pada sebagian payudara, karena :
ü Hanya
mengosongkan sebagian payudara
ü Pakaian
yang ketat, misalnya bra
ü Tekanan
oleh jari ibu dapat menyumbat aliran susu waktu menyusui
ü Payudaraa
yang besar dan menggantung sehingga bagian bawah ASI mengalir kurang baik.
Cara perawatan penyumbatan kelenjar
payudara adalah sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari
luar kemudian berlahan-lahan bergerak kearah puting susu dan lebih
berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sering mungkin dengan jangka
waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat
menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi
menyusui sehingga dapat mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan dengan megeluarkan
air susu dari payudara itu sendiri setiap kali selesai menyusui jika bayi belum
benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk
halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa
kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan
pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar
susu dan secara perlahan-lahan turun kearah putting susu.
5. Mastitis
Adalah
peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini
biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau
mastitis puerperalis. Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal didalam
payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Dua penyebab utama dari
mastitis adalah stasis (berhenti) ASI dan infeksi. Pathogen yang paling sering
diidentifikasi adalah staphilokokus aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat
terasa asin akibat kadat natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang
penuruan aliran ASI .Antibiotik (resistenpenisilin) diberikan bila ibu
mengalami mastitis infeksius.
1. Gejala
mastitis non-infeksius
·
Ibu memperhatikan
adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut
·
Ibu dapat merasa bercak
kecil yang keras di daerah nyeri tekan tersebut
·
Ibu tidak mengalami
demam dan merasa baik-baik saja
2. Gejala
mastitis infeksius
·
Ibu mengeluh lemah dan
sakit-sakit pada otot seperti flu
·
Ibu dapat mengeluh
sakit kepala
·
Ibu demam dengan suhu
diatas 34⁰C
·
Terdapat area luka yang
terbatas atau lebih luas pada payudara
·
Kulit pada payudara
dapat tampak kemerahan atau bercak air (tanda-tanda akhir)
·
Kedua payudara mungkin
terasa keras dan tegang “pembengkakan”
Penanganan
·
Lanjutkan menyusui dan
bebat payudara
·
Berikan kompres dingin
sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri
·
Tirah baring (bersama
bayi) sebanyak mungkin
·
Jika bersifat
infeksius, berikaan analgesic non narkotik, antipiretik (ibuprofen,
asetaaminofen, paracetamol) untuk mengurangi demam dan nyeri
·
Pantau suhu tubuh akan
adanya demam. Jika ibu demam tinggi (< 39⁰C)
periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal
·
Pertimbangkan pemberian
antibiotic antistafilokokus kecuali jka demam dan gejala berkurang
6. Abses
payudara
Merupakan
komplikasi lanjut dari mastitis yang menyebabkan meluasnya peradangan pada
payudara. Gejalanya tampak lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap
dengan benjolan lunak yang berisi pus. Perawatannya dengan incici pus dan drain
paada abses, pemberian antibiotic dan analgesic bebat payudara dan kompres
dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Bayi tetap disusui
pada payudara yang sehat sedangkan payudara yang sakit ASInya diperas dan
dibuang, bayi dapat menyusu kembali setelah sembuh.
7. Menolak
menyusu
Penolakan
bayi untuk menyusu akan menyebabkan rasa sangat tidak nyaman pada ibu, ibu akan
frustasi. Sebab-sebab bayi menolak untuk meyusui adalah:
1. Bayi
sakit, kesakitan atau tersedak
Bayi
yang saakit kemungkinan menempel payudara saat menyusu tapi kurang menghisap
seperti sebelumnya, seperti pada bayi infeksi atau kerusakan pada otak. Bayi
yang kesakitan bias disebabkan karena adanya tekanan lecet akibat forsep atau
vakum ekstrasi sehingga bayi menangis dan menolak ketika ibu berusaha untuk
menyusui. Atau bias juga karena hidung tersumbat, mulut nyeri karena infeksi
candida/thrush atau tumbuh gigi sehingga bayi menghisap beberapa menit kemudian
berhenti dan menangis. Sedangkan bayi tersedak mungkin bayi mengantuk karena
efek dari obat yang dikonsumsi ibu.
2. Ada
kesulitan dengan teknik menyusui
Kadaang-kadang
menyusui menjadi tidak menyenangkan atau membuat bayi frustasi, kemungkinan
penyebabnya adalah:
ü Pemberian
susu botol atau kempeng
ü Tidak
mendapat cukup ASI karena perlekatan yang kurang
ü Tekanan
pada belakang kepala bayi oleh ibu saat mengatur posisi bayi dengan kasar
dengan teknik tidak baik
ü Ibu
menggoyang payudara yang mengganggu perlekatan
ü Pembatasan
menyusui
ü Terlalu
banyak ASI dan terlalu cepat menyusu karena ASI oversuplay
ü Kesulitan
kordinasi menghisap yang dini
3. Perubahan
yang membuat bayi marah
Bayi
tiba-tiba menolak menyusu, yang sering disebut mogok menyusui atau nursing
strike. Paling sering ditemukan pada bayi umur 3-12 bulan. Penyebabnya mungkin
dikarenakan oleh :
ü Berpisah
dengan ibu, contoh ibu mulai bekerja
ü Pengasuh
baru atau terlalu banyak pengasuh
ü Perubahan
pada rutinitas keluarga misalnya pada saat bepergian
ü Ibu
sedang sakit, menstruasi atau perubahan bau pada ibu
8. Kandida/Sariawan
Merupakan
hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dana bayi telah pengobatan antibiotic.
Menifestasinya seperti area merah muda yang menyolok menyebar dari area
putting,kulit mengkilat,nyeri akut selamadan setelah menyusui, pada keadaan
yang parah, dapat melepuh. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa tidak
nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui. Bayi dapat menderita ruam
popok, dengan pustula yang menonjol, merah, tampak luka dan/ atau seperti
terbakar yang kemerahan. Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau
bercak-bercak putih mungkin terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk
mengisap.
E.
Dukungan
Bidan Dalam Pemberian ASI
Bidan dapat berperan dalam menunjang
keberhasilan Ibu untuk menyusui bayinya dengan membangun rasa percara diri dan
memberikan dukungan pada Ibu. Dalam hal ini Bidan berperan untuk meyakinkan Ibu
dan keluarga bahwa bayi memperoleh makan yang cukup dari payudara ibu dan
membantu ibu hingga ia mampu menyusui bayinya.
Bidan dapat membangun rasa percaya diri
Ibu dan memberikan dukungan padanya dengan cara:
1. Menerima
apa yang ibu pikirkan atau rasakan
Menerima dalam
artian menanggapi apa yang sedang dipikirkan ibu secara netral. Sebagai bidan
anda tidak langsung setuju atau tidak setuju/ mengkritik bila ibu mempunyai ide
yang salah dan tidak sependapat dengan anda. Tunjukan perhatian dan penerimaan
anda dengan merefleksi balik, menanggapi dan gerakan tangan dan kepala.
Sehingga empati sangat berguna untuk menunjukan penerimaan terhadap apa yang
dirasakan ibu.
2. Mengenali
dan memuji apa yang ibu dan bayi kerjakan dengan benar
Dengan mengenali
dan memuji apa yang ibu dan bayi kerjakan dengan benar akan
membangu rasa percaya diri ibu, mendorong untuk melanjutkan perilaku-perilaku
yang baik tersebut dan memudahkan menerima saran-saran nantinya.
3. Memberika
bantuan praktis
Pada saat ibu
merasa tidak nyaman, lelah, telah mendapat banyak informasi atau ketika anda
ingin menunjukan dukungan dan penerimaan bantuan praktis akan lebih bermanfaat.
Bantuan ini dapat di lakukan dengan beberapa cara misalnya dengan member
minuman hangat atau sesuatu yang bisa dimakan, memegang atau menggendong bayi
dan membantu membuat ibu merasa bersih dan nyaman.
4. Memberikan
informasi yang sangat relevan
Informasi yang
relevan adalah informasi yang berguna untuk sekarang.
5. Menggunakan
bahasa sederhana
Ketika
memberikan penjelasan pada ibu dan keluarganya gunakan istilah umum yang di
ketahui ibu karena sebagian besar orang tidak mengerti istilah praktis yang di
gunakan petugas kesehatan.
6. Memberikan
saran bukan perintah
Berikan
konseling dan saran pada ibu apa yang dapat ibu lakukan. Kemudian ibu
memutuskan untuk mencoba atau tidak, hal ini akan membuat perasaan ibu telah
terkendali.
DAFTAR
PUSTAKA
Sujiyatini,
dkk. 2010. Catatan Kuliah Asuhan Ibu
Nifas ASKEB III. Yogyakarta:
Cyrillus Publisher.
Perinansia. 2002. Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinansia.