KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “KELAS IBU HAMIL(PERAWATAN KEHAMILAN)” sebagai salah satu tugas
mata kuliah Organisasi dan Manajemen Pelayana Kebidanan. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena kurangnya pengetahuan
dan terbatasnya referensi yang kami dapatkan, sehingga kami memerlukan saran
dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini memberikan manfaat pengetahuan bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar belakang.............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 4
A. Kesiapan Psikologis dalam
Menghadapi Kehamilan ................. 4
B. Bagaimana Hubungan Suami Istri / Senggama Selama Hamil
... 4
C. Obat Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi
Oleh
Ibu Hamil............................................................................
6
D. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan.................................................
8
E. Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan
Komplikasi (p4k) dengan Stiker..............................
9
BAB III
PENUTUP ................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelas ibu hamil
merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes
RI, 2009).
Kelas ibu hamil
adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu
s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil
akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan
anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal
dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
Dalam menjalankan perannya, ibu hamil membutuhkan pengetahuan yang baik
tentang kesehatan ibu dan anak, salah satunya melalui pendidikan ibu hamil.
Dengan adanya kelas ibu hamil yang merupakan sarana untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dan kelompok, maka
dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan ibu-ibu dan keluarga mengenai perawatan kehamilan, persalinan,
nifas, penyakit dan komplikasi saat hamil, bersalin dan nifas, perawatan bayi
baru lahir, dan senam hamil dengan menggunakan buku KIA.
Kelas hamil memang memiliki banyak keuntungan, baik bagi ibu maupun tenaga
kesehatan. Karena melalui kegiatan ini, tidak hanya sekedar menyampaikan
materi-materi saja kepada ibu hamil, tetapi juga menciptakan interaksi dan
berbagi pengalaman antar ibu hamil maupun antara ibu hamil dengan tenaga
kesehatan mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
Sehingga setelah ibu hamil mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan (perawatan kehamilan, persalinan, nifas, penyakit dan
komplikasi saat hamil, bersalin dan nifas, perawatan bayi baru lahir, dan senam
hamil) maka akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil tersebut yaitu adanya
perubahan perilaku ibu hamil dan keluarga sehingga dapat meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. yang akhirnya dapat berkontribusi terhadap
upaya penurunan AKI dan AKB.
Keikutsertaan suami / keluarga dalam kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil
dapat memberikan manfaat juga pada ibu hamil. Misalnya, ibu hamil bisa
mendapatkan perhatian dari suami/
keluarga sehingga ibu hamil secara psikologis tidak merasa sendirian karena
suami/ keluarga sudah memberikan perhatian dan dukungan yang akan berdampak
juga pada kesehatan ibu hamil tersebut.
Selain itu ibu dan keluarganya dapat mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan dana
kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah). Jika setiap ibu hamil
sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan
jiwa tidak akan terbuang ntuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya,
donor darah dan sebagainya. Dan dapat membantu setiap ibu hamil dan keluarganya
membuat perencanaan persalinan yang meliputi petugas kesehatan yang terampil,
tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, dan perlengkapan
esensial untuk ibu dan bayi.
Adanya kelas ibu hamil diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
tentang kehamilan khususnya pada primigravida yang baru pertama kali mengalami
kehamilan. Tentunya pada masa kehamilan mengalami berbagai perubahan fisik
maupun psikologi yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil,
sehingga dengan adanya kelas ibu hamil maka ibu hamil yang mengalami berbagai macam
perubahan akan merasa nyaman dengan kehamilannya dan tidak merasa cemas.
Namun dalam makalah ini penulis hanya akan membahas salah satu materi dalam
kelas ibu hamil yaitu Perawatan kehamilan.
B.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini
adalah
1. Bagaimana kesiapan Psikologis dalam menghadapi
Kehamilan ?
2. Bagaimana Hubungan Suami Istri / Senggama Selama
Hamil
3. Apa Obat
Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil ?
4. Bagaimana Tanda-tanda Bahaya Kehamilan ?
5. Bagaimana Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(p4k) dengan Stiker ?
C.
Tujuan
Adapun
Tujuan dalam makalah ini adalah
1. Mengetahui Bagaimana Kesiapan Psikologis dalam
Menghadapi Kehamilan
2. Mengetahui Bagaimana Hubungan Suami Istri /
Senggama Selama Hamil
3. Mengetahui Apa Obat Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil
4. Mengetahui Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
5. Mengetahui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(p4k) dengan Stiker
BAB II
PEMBAHASAN
KELAS IBU HAMIL (PERAWATAN KEHAMILAN)
A.
Kesiapan Psikologis Mengadapi
Kehamilan
Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan
pasangannya merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik
anaknya. Menurut penelitian, ibu-ibu yang mengalami problem emosional selama
hamil, misalnya depresi, mempengaruhi proses perkembangan otak janin dan
membawa dampak pada emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesiapan dan
kesehatan psikologis amat penting bagi masing-masing pihak, baik isteri maupun
suami. Tentu saja, tidak hanya istri yang perlu kestabilan dan kematangan
emosi. Suami pun harus memilikinya. Hal ini perlu dimiliki karena suami dan
istri memiliki tanggung jawab yang berat untuk dapat menjalani perannya sebagai
orang tua.
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga
memicu produksi ASI. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti
akan mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai
perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya janin di dalam perutnya.
B.
Hubungan Suami Istri / Senggama
Selama Hamil
Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh dilakukan
selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai
orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon
kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ
tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga
menjadi lebih sensitif dan responsif.
Libido (hasrat seksual) dan keinginan untuk menikmati hubungan intim
selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya, dorongan seksual agak menurun
ditriwulan pertama. Maklumlah perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual
membuat ibu enggan berhubungan intim. Tapi memasuki triwulan kedua, dorongan
seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan
mual. Libido ini turun kembali di triwulan ke-3 akibat ukuran dan berat janin
yang semakin meningkat.
Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil. Asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukanlah senggama kapan pun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati aktivitas yang satu ini bersama suami, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan.
Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil. Asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukanlah senggama kapan pun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati aktivitas yang satu ini bersama suami, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan.
Jika kehamilan berisiko, misalnya letak plasenta tidak ada pada posisi
yang seharusnya (plasenta previa), lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter.
Begitu juga apabila ibu mengalami perdarahan ringan, seperti keluarnya
flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan untuk melakukan
hubungan intim.
Hubungan seksual selama hamil juga bermanfaat sebagai persiapan bagi
otot-otot panggul untuk menghadapi proses persalinan kelak.
Setelah melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40
hari).
Boleh melakukan hubungan suami istri (Buku KIA halaman 4) tanyakan pada bidan atau dokter tentang hubungan suami istri yang aman selama hamil.
Hubungan suami istri bisa menyebabkan kelahiran muda (prematur) apabila tidak hati-hati, karena sperma mengandung prostaglandin
Pentingnya menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami istri untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat berakibat terjadinya kelahiran premature
Boleh melakukan hubungan suami istri (Buku KIA halaman 4) tanyakan pada bidan atau dokter tentang hubungan suami istri yang aman selama hamil.
Hubungan suami istri bisa menyebabkan kelahiran muda (prematur) apabila tidak hati-hati, karena sperma mengandung prostaglandin
Pentingnya menjaga kebersihan sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami istri untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat berakibat terjadinya kelahiran premature
C.
Obat Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil
Selama kehamilan, apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula
oleh janin, sehingga jika salah minum obat, akan mengganggu proses tumbuh
kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan minggu, ada baiknya ibu
tidak minum obat apapun. Kalaupun terpaksa minum obat, perlu ekstra hati-hati.
a)
Berikut
beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat;
Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil
Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang diberikan benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak.
Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil
Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang diberikan benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak.
b)
Kalaupun
mengkonsumsi obat bebas, seperti obat flu atau batuk, tanyakan dosis aman untuk
ibu hamil.
c)
Bila
terpaksa mengkonsumsi obat untuk penyakit ibu, tanyakan efek samping obat
tersebut terhadap janin.
d)
Berkonsultasilah
lebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan tradisional.
Obat yang relatif aman, meski dianggap cukup aman, sebaiknya
obat-obatan ini dikonsumsi setelah usia kehamilan lewat dari sepuluh minggu.
Sekalipun obat-obatan di bawah ini dinyatakan tidak berbahaya bagi tumbuh
kembang janin, tidak ada salahnya ibu melakukan konsultasi pada dokter terlebih
dahulu.
a)
Obat
penghilang gejala flu dan obat batuk
b)
Antihistamin/obat
alergi
c)
Dekongestan/obat
pilek
d)
Kombinasi
antihistamin dan dekongestan
e)
Obat
penghilang gejala batuk
f)
Obat
untuk mengatasi sembelit
g)
Obat
penghilang sakit kepala ringan
h)
Obat
penghilang rasa pegal-pegal pada tubuh
i)
Obat
nyeri ulu hati/maag
Ada juga sederet jenis obat yang tergolong berbahaya untuk dikonsumsi ibu hamil. Sebab, kandungan senyawa di dalamnya dapat mempengaruhi proses tumbuh-kembang janin yang sedang berlangsung.
Inilah jenis obat dan juga terapi yang sebaiknya dihindari.
a)
Ibuprofen : obat
penghilang rasa nyeri
b)
Lithium : obat
untuk gangguan jiwa
c)
Carbimazole
: obat
untuk gangguan kelenjar tiroid
d)
Thyroxine
: obat
untuk gangguan kelenjar tiroid
e)
Warfarin dan jenis obat pembeku darah lainnya
f)
Vaksin
untuk cacar, campak Jerman (Rubela), dan sakit kuning
g)
Phenytoin
: obat epilepsy
h)
Tetrasiklin
:
antibiotika
i)
Chloroquin
: obat
anti malaria
j)
Obat
antikanker
k)
Radiasi
sinar-X
l)
Beberapa
jenis antibiotika tertentu (konsultasikan dengan dokter)
m) Obat kulit yang mengandung vitamin A
Jangan merokok, memakai narkoba, minum jamu atau minum minuman keras.
Minum obat sesuai petunjuk dokter/bidan
Hindari asap rokok
Merokok, minuman keras, narkoba, jamu dan obat-obatan bisa mengganggu
pertumbuhan bayi di dalam kandungan
Buku KIA hal 4
D.
Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
(Buku Kia Halaman 5)
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
Tanda-tandanya antara lain :
a)
Perdarahan
: perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat
menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat
membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.
b)
Bengkak
di kaki, tangan dan wajah, yang disertai sakit kepala hebat. Dapat disertai
dengan kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan
(pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya. Tunjukkan
caranya untuk mengetahui adanya bengkak pada kaki.
c)
Demam
tinggi, biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat
membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi terlahir kurang bulan.
d)
Keluar
air ketuban sebelum waktunya : merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan
dan dapat membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini ditandai dengan keluarnya
cairan lewat kemaluan seperti air kemih namun tidak terasa ingin berkemih.
e)
Gerakan
bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali. Hal ini merupakan tanda bahaya
pada janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
f)
Ibu
muntah terus dan tidak mau makan. Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu.
g)
Terjadi
trauma atau cedera pada perut yang dapat terjadi karena terjatuh, kecelakaan
lalu lintas, dll
Suami atau keluarga harus segera membawa ibu
hamil ke bidan/dokter jika ada salah satu tanda bahaya di atas. Suami/Keluarga
mendampingi ibu hamil.
E.
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (p4k) dengan Stiker
Persiapan menghadapi persalinan
Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah
merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan : menentukan tempat
untuk bersalin/melahirkan, menentukan penolong persalinan; menginformasikan
riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan;
dan suami dapat mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung
upaya rujukan bila diperlukan.
Program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker:
a)
Tanggal
taksiran persalinan
Ibu dan
suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal
persalinan.
b)
Tempat
dan penolong persalinan
Sejak
awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong bidan atau
dokter (Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah
sakit, Rumah bidan atau dirumah).
c)
Tabulin
(biaya persalinan)
Suami /
keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
d)
Transportasi
Suami
dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu
segera dirujuk ke rumah sakit.
e)
Calon
donor darah
Siapkan
calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
f)
Menyiapkan
kebutuhan persalinan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelas ibu hamil (Perawatan Kehamilan) yaitu tentang :
1. Kesiapan Psikologis Menghadapi Kehamilan
Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya
merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anaknya.
Menurut penelitian, ibu-ibu yang mengalami problem emosional selama hamil,
misalnya depresi, mempengaruhi proses perkembangan otak janin dan membawa
dampak pada emosi serta perilaku anak setelah lahir.
2.
Hubungan
Suami Istri / Senggama Selama Hamil
Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh dilakukan
selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai
orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon
kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ
tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga
menjadi lebih sensitif dan responsif.
3.
Obat
Yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil
Selama kehamilan, apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula
oleh janin, sehingga jika salah minum obat, akan mengganggu proses tumbuh
kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan minggu, ada baiknya ibu
tidak minum obat apapun. Kalaupun terpaksa minum obat, perlu ekstra hati-hati
4. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan
stiker:
Tanggal taksiran persalinan, Tempat dan penolong
persalinan, Tabulin (biaya persalinan), Transportasi, Calon
donor darah, Menyiapkan kebutuhan persalinan.
B. Saran
Adanya materi ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta wawasan tentang kehamilan khususnya pada
primigravida yang baru pertama kali mengalami kehamilan. Tentunya pada masa
kehamilan mengalami berbagai perubahan fisik maupun psikologi yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil, sehingga dengan adanya kelas ibu
hamil maka ibu hamil yang mengalami berbagai macam perubahan akan merasa nyaman
dengan kehamilannya dan tidak merasa cemas.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sulistyawati.
2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakata : Salemba Medika
Depkes RI, 2009. Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Depkes RI, 2009. Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan
Prawirohardjo, Sarwono.
2010. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar